Minggu, 10 September 2017

Sabar, sabar

Rakyat kita belajar berdemokrasi dengan sistem yang kita setujui untuk kita lakukan dengan segala pendasaran yang kurang sempurna yaitu pendidikan rakyat masih rendah hampir 50% masih lulusan sekolah dasar gap pendapatan yang masih jauh (orang miskin masih di bawah 10%) membuat demokrasi masih berkurang memberikan hasil-hasil yang tidak sesuai harapan. Lihat tingginya biaya untuk memenangkan menjadi Bupati, Walikota, Gubernur,DPRD dan DPRD membuat para pejabat ini melakukan tindakan korupsi. Persaingan yang dahulu terjadi di kalangan atas berubah menjadi gesekan dan pepeperangan di tatanan akar rumput bahkan keluarga. Masih logis tidak karena pendasaran yang kurang seperti di atas menjadikan situasi yang kondusif teraniaya gara-gara masalah ketidakdewasaan kita berpolitik apalagi di tunggangi idiologi kiri dan kanan yang selalu ingin menggoyang Pancasila tidak pernah mati dan terus hadir lewat masyarakat yang sedang sakit jauh dari sifat kerukunan, gotong royong yang telah luntur dan timbulnya kekuatan materislistik yang hinggap di hati masyarakat.Hilangnya sifat panutan yang sempurna membuat kita saling curiga dan munculnya musangberbulu domba di mana-mana yang menebar fitnah, kebencian, ketidakrukunan, intimidasi (lihat kasus Novel Bawesdan penyidik KPK) membuat kota takut bertindak lurus. Apakah pemeo "jujur ajur" sudah terjadi di Indonesia atau pemeo di KPK "Jujur itu Hebat" masih bisa kita capai di dalam persaingan yang bengis saling memakan di level atas danlevel bawah terjadi. Mereka saling menghancurkan menggunakan network jahat yang siap membuat kita hancur tanpa Polisi dan Tentara bisa membantu..inikah taraf Indonesia sekarang sehingga kita butuh pemimpin yang berani menghabisinetwork jahat yang berserikat yang selalu membust situasi panas bahkan chaos di mana-mana disetiap pemilihan pemimpin kita. Sepertinya ada angin kecil tertiup di pikiran kita apakah PKI ambil situasi di persoalan ini.Lihat Presiden Ir.H.Joko Widodo dengan geram berkata Kalau PKI bangkit akan saya gebuk. Saya sangat senada dengan pendapat beliau melihat situasi sekarang ini. Lihat Saracen yang di tangkap dan saya rasa banyak Saracen Saracen yang belum tertangkap di level rakyat kecil sampai kalangan atas...apakah ini perang idiologi? Saya rasa BIN yang punya kajian yang lebih lengkap. Kita butuh pemimpin yang lengkap terkadang kita dapat pemimpin yang jujur dan bersih tetapi sepak terjangnya kurang berani dan kreatifitas serta inovasi rendah. Terkadang kreativitas dan inovasi tinggi berani, cepat bertindak, bersih tetapi sikap sekteriannya masih tinggi sehingga kita takut di injak jika berjaya. Ada yang bagus semua ternyata kena kasus korupsi. Kita Cari kenegarawan yang inovatif, jujur, berani dalam membela rakyat yang ingin merdeka hakiki dan sejahtera, tegas dan agama baik. Saya mulai sudah lihat di Presiden Ir.H.Joko Widodo dengan segala ketegasan, kebersihan, kesederhanaan dan turun ke bawah ketika menjalankan mega proyek mulai memberikan hati bersinar..walau network/mafia jahat bayaran yang terstruktur dan di biayai masih melenggang sombong di antara orang benar yang mengandalkan konstitusi untuk tetap ada. Ada pepatah sederhana siapa yang menanam benih akan memanen hasilnya. Jika benih padi yang di tanam yang di panen tetap padi. Atau karangan Soegiarso Soerojo Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai. Jadi kita sebagai warga negara yang baik yang hidup dengan gaji UMR yang hidup lurus terseok seok ingin tetap aman dalam bekerja dan dalam hidup betmasyarakat yang sehat di rumah dan tidak di injak kriminal kriminal kecil yang berserikat yang hidup materialistik pengrusak harta dan jiwa yang tidak takut dosa terstruktur, terkomando dan dengan teknologi penutup kriminal aman bertindak dan polisi sulit mencari bukti walau kita tahu yang jadi dalang lapangan tetapi kita tidak tahu dalang atasnya ... Apakah ini karena kemiskinan kok rapi terstruktur dengan teknologi modusnya atau idiologi yang sedang pongah mau bangkit ??? Sabar,Sabar.

Kamis, 25 Mei 2017

Cinta dan Kasih Sayang

Mengagetkan terjadi lagi bom bunuh diri di Kampung Melayu yang membuat tewas dan terluka warga negara tidak berdosa seperti Polisi, Tukang Angkot, Mahasiswa, Karyawan dll. Terkoyak perasaan penulis melihat yang kemungkinan bertanggung jawab adalah kelompok ISIS yang nota bene adalah kelompok Islam. Hampir perang yang terjadi oleh kelompok ISIS adalah memerangi negara-negara berpenduduk Islam/Muslim. Lalu apa masalahnya orang Islam memerangi umat Islam...sepertinya Islam hanya sebagai tunggangan/alat untuk meraih tujuan utama misalnya mendapatkan negara, energi (minyak bumi) dan sumber daya lainnya yang menguntungkan. Seperti kelompok ideologi mereka melakukan alat/tunggangan untuk meraih tujuannya dengan demokrasi, dengan komunis atau melalui agama (agama apapun). Jadi mungkin bisa di ambil kesimpulan Islam hanya sebagai alat/ilmu untuk meraih tujuan utama dia atas bukan merupakan aplikasi kehidupan yang benar menjaga manusia untuk hidup damai, sejahtera dan penuh cinta kasih agar dalam tindakan tidak melakukan dosa dan Allah memuliakan mendapatkan surga.
Kalau kita lihat dengan jeli hampir yang menjadi pengantin (pelaku bom bunuh diri) adalah masyarakat bawah yang sebenarnya tidak mendapatkan pendidikan agama yang baik. Mereka tumbuh di kehidupan yang nyata yang keras, kejam dan di mana-mana kehidupan menindasnya tanpa peri kemanusiaan. Selain itu mereka adalah kaum yang ekonominya tidak terlalu baik ( mereka kerja serabutan sebagai jualan obat MLM, Pulsa & Handphone, reparasi elektronik dll, pekerjaan yang tidak bisa memberikan hasil ekonomi yang baik).
Orang seperti ini butuh pelindung, tempat bernaung dan berkelukesah dan menolong mereka dari kondisi yang sangat menyakitkan karena merasa kalah saing dan teraniaya.
Pemerintah melakukan proses deradikalisasi ke pesantren-pesantren, lewat kaum ulama dan pemerintah sendiri. Selain itu intelejen dan pasukan anti teroris juga di kuatkan. Saya lihat proses ini benar tetapi penyelesaian ini sudah benar. Kekuatan idiolog adalah kekuatan masif terstruktur yang tidak bisa di belokkan kalau tidak mati, yang kita harus lakukan bagaimana idiolog ini tidak bisa menembus rakyat kita yang bisa di jadikan teroris di lapangan termasuk para pengantin yang di ciptakan oleh para idiolog.
Kita sadari para korban cuci otak melalui agama ini orang yang butuh cinta dan kasih sayang dari kita umat yang benar, mari buatlah gerakan cinta dan kasih sayang para orang yang tersisih para pengangguran dan pembinaan industri kecil untuk meraih kaum muda yang energik ini di ambil oleh para idiolog yang menggunakan agama sebagai alat untuk meraih tujuannya. Rebutlah simpati pemuda harapan bangsa ini dengan penyebaran cinta kasih dan perasaan sayang yang ikhlas melalui program kepemudaan yang menyentuh de setiap daerah Indonesia yang terstruktur dan di pegang orang sangat mumpuni di bidang kesejahteraan rakyat dari idiolog yang kejam ini yang menggunakan kekekuatan kasih sayang merangkulnya via agama ke para pemuda sehingga dengan suka rela menjadi pengantin. Jadi saya masih punya anggapan masalah utama terjadinya banyak teroris di Indonesia adalah kesenjangan pendapatan dan masalah ekonomi selain perasaan benci karena di injak oleh sesama manusia yang tidak punya peri kemanusiaan yang terus menerus. Mungkin di Inggris masalah utama bisa beda.
Kesimpulan penulis marilah kita menjadi manusia kembali bukan hewan yang saling memakan dan membuat teroris berkembang biak dengan baik dan sebarkan cinta dan kasih sayang yang tulus ke pemuda harapan bangsa dan rangkullah jangan sampai terangkul kaum idiolog yang mempunyai prinsip pengrusak. Semoga Allah selalu memberkati umatnya yang benar dan lurus.

Senin, 22 Mei 2017

Jamane - Jaman Edan

Mari kita lihat jaman sekarang perkembangan ilmu dan teknologi semakin meningkat, perkembangan peradaban semakin maju tetapi apa yang kita lihat di perkembangan manusia selaku pelaku peradabanpun berubah. Ilmu dan Teknologi yang semakin pesat yang di gunakan untuk mempermudah kehidupan mulia manusia berubah menjadi teknologi perang yang di jual untuk menghancurkan manusia satu dengan yang lain, mereka menyebar virus untuk merusak sistem komputer sehingga banyak negara kebingungan menghadapi serang teroris virus komputer inilah sikap manusia gila yang menerjemahkan teknologi untuk menghancurkan manusia satu dengan yang lain. Kegilaan makin menjadi dengan sikap serakah dan arogan merasa menang sendiri di dalam segala hal sehingga fungsi agama semakin menipis memberikan amanah Tuhan sebagai penjaga peradaban yang benar, penuh cinta kasih dan menebar kebaikan untuk kemaslahatan umat dan menjauhi sikap angkara murka yang menjakiti manusia yang kerasukan kegilaan manusia. Memang kehidupan yang penuh materialistik dan tanpa takut dosa sebagai penghancur peradaban senyatanya...lalu apakah kita mampu menaggulanginya?? Tantangan terbesar umat manusia sekarang ini Hubbud dunya (cinta dunia) sehingga di hinggapi nafsu serakah dan angkara murka.
Inilah yang kita sebut jaman edan. Lihat di Indonesia orang kaya dan berkuasa justru melakuan korupsi ratusan bahkan triliunan rupiah tanpa malu. Mereka berperang opini dan tanpa malu melupakan rakyat yang masih sengsara....mulut-mulut berkicau di televisi mengumbar gagasan tanpa pernah menyentuh dasar masalah yang harus dapat di selesaiakan yang di tunggu rakyat yang masih berkekurangan. Ini justru di manfaatkan beradu rating (kita butuh pers damai) sehingga membuat situasi semakin jauh dari rasa sifat mulia yang hakiki rakyat Indonesia yang ramah-tamah, bergotong royong, guyup/rukun dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan mufakat yang menyejukan. Orang berkuasa menggunakan network orang miskin yang di organisasikan sebagai kekuatan penghancur yang menggunakan teknologi suara yang canggih yang mengumpul orang jahat masuk di aspek kehidupan untuk menyerang lawan kehidupan/politik/bisnisnya berkembang pesat tanpa malu-malu berdosa tiap hari dan banyak orang yang menggunakan kekuatan ini melanda ke seluruh rakyat, pengusaha, kaum berkuasa dan kaum yang mengingin kuasa dengan menghalalkan segala cara terutama sifat musrik dan syrik menggunakan kekuatan dukun/magic yang hitam ( lihat konflik non realistik oleh Lewis Coser ). Mereka menyebar permusuhan, adu-domba, gila hormat, teror, intimidasi, operasi serangan ke target-target yang di inginkan (lihat kasus Novel Bawesdan Penyidik KPK) meraja lela mengoyak kehidupan bangsa yang dahulu tenang, tentram, nyaman dan merasa kehidupan merdeka. Tingkat konflik jadi tinggi karena kita di hadiri manusia-manusia yang menghancurkan kekuatan bersilaturami karena setiap pertemuan dan percakapan selalui di mulai dengan teknik mengalahkan lawan bicara bahkan menyebut kartu mati agar secara komunikasi jadi mati. Bahkan anggapan terlalu picik dan sempit orang yang berambisi kotor menggunakan berat seseorang untuk mengalahkan musuh yang di lihat ringan beratnya ( kita sadar berat/gemuk adalah penyakit ). Perang menjadi liar tanpa medan dan suasana yang jelas yang penting golongan menang dan gerombolan merasa menang bisa memakan habis musuh jarahannya. Lihat LGBT yang semarak dan umum apalagi didukung HAM di bandingkan kisah Kaum Nabi Luth tentang kebangkitan kaum sodom yang di hancur-leburkan oleh Allah karena melakukan LGBT ini. Lihat gesekan yang terjadi di PILKADA DKI yang memanas dan saling merasa paling Bhinneka Tunggal Ika mereka tidak/belum bisa jadi suri tauladan yang baik bagi masyarakat Indonesia. Kita tahu jika ekstrim kanan meningkat maka ekstrim kiripun akan tampil pula ingat masa lalu yang meningkatnya kegiatan PKI 65 dan DI/TII. Hal ini yang menyebabkan kita sebagai masyarakat harus sangat hati-hati menyaring informasi ( terutama di media sosial yang penuh berita HOAX yang memberikan angin kebencian agar negara hancur) tidak perlu pongah ikut-ikutan kekuatan yang sekarang menjadi trend yang jauh dari kelakuan moral yang akhlakul kharimah. Memang jamannya telah jadi Jaman edan. 

Lalu kalau kita berkaca dan teringat Raden Ngabehi Ronggowarsito tentang slogan bijak :
Saiki Jamane Jaman Edan Yen Ora Edan Ora keduman
Sak Bejo bejane wong kang lali luwih bejo kang eling lan waspodo.
Artinya :
Sekarang ini jaman edan kalau tidak ikut edan kita tidak dapat kebagian
Seuntung untungnya orang lupa lebih beruntung orang yang selalu/senatiasa ingat dan waspada.

Ini artinya kita yang kemungkinan akan menghadapi krisis multidimensi yang harusnya kita hindari dengan menumbuhkan sebanyak-banyaknya orang-orang yang cinta tanah air tanpa kepentingan-kepentingan sempit, para nasionalis, rakyat yang lurus dan polos dan pemimpin yang menjaga amanah dengan sifat Nabi Muhammad SAW yaitu tabligh yaitu menyampaikan secara utuh wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril yang berarti pemimpin harus menyampaikan amanah kebenaran untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat bukan sifat kitman yaitu menyembunyikan apa yang di berikan wahyu dari malaikat Jibril berarti pemimpin tidak boleh menyembunyikan amanah yang membawa kebenaran, hal ini berarti bisa membuat rakyat akan di buat terus menderita dan dapat di manfaatkan untuk golongan tertentu. Saya pernah berbincang-bincang dengan pengusaha dari etnis Tionghoa dan mengatakan mungkin butuh 2 generasi lagi untuk membuat kondisi Indonesia berubah menuju masyarakat yang beragam dan bersama-sama bahu membahu membuat Indonesia negara yang adil, makmur, sejahtera dan bermartabat....apa betul ohhh lama amat...lalu siapa yang paling bertanggung jawab jika negara lama berlarinya untuk tinggal landas menuju masyarakat yang adil dan makmur, merdeka secara hakiki dan bermartabat. Mungkin saatnya kita harus buktikan bahwa generasi kita bisa menjalani dengan cepat perubahan ke arah baik tercapai dengan "kesadaran nasional" seluruh lapisan rakyat. Jangan mau di buat sekelompok kekuatan kapital besar yang menjadi raja terselubung yang membuat Indonesia selalu jalan di tempat seperti tari poco-poco dari Manado. Bahkan Indonesia bisa di hilangkan melalui membuat Bhinneka Tunggal Ika lemah dan NKRI hilang pula karena terbelah kekuatan yang merong-rong selama ini tanpa kita sadari.


Bunyinya begini "....... jamane jaman edan, sing ora edan ora bakal keduman. Nanging sak bejo-bejone wong edan, isih luwih bejo wong kang eling lan waspodo ......" Dengan arti kira-kira : ........ akan datang saatnya jaman edan. Orang yang tidak ikut edan-edanan tidak akan mendapatkan bagian. Namun sebesar apapun untungnya orang edan, masih lebih untung orang yang sadar dan waspada

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/edwin_dewayana/ramalan-joyoboyo-itu-terwujud-beberapa-tahun-terakhir_550d8635a33311b0142e3d49

Selasa, 02 Mei 2017

Introspeksi Politik "Lidah Tidak Bertulang"

Saya telah menjalani kehidupan Orde Baru dan Orde Reformasi. Refleksi pergantian Orde Lama yang Nasakom (Nasional, Agama dan Komunis) tidak bisa membawa kita ke negara yang sejahtera dan maju. Banyak terjadi perpecahan dan gesekan antar anak bangsa yang membuat kita tidak bisa melakukan pembangunan yang menyesejahterakan rakyat. Orde Baru melakukan koreksi total segala gesekan antar rakyat, antar partai dan kondisi politik di buat lebih tenang dan pembangunan di laksanakan dengan gencar dari Pelita ke Pelita yang lain berjalan dengan mulus. Hampir semua kekuatan anti Pemerintah di sikat habis dan kita merasa aman hidup di jaman itu dan pembangunan berjalan pesat. Di akhir Pelita ketika akan tinggal landas kekuatan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) terjadi bahkan membuat sebagian rakyat merasa kekuatan ini banyak memakan/mengambil sumber daya alam yang harusnya di gunakan untuk mensejahterakan rakyat.
Kondisi rakyat memuncak sehingga timbul "People Power" yang meruntuhkan segala sendi Orde Baru yang telah di rasuki KKN dengan isu utama menumbangkan Orde Baru adalah "ANTI KKN". Orde Baru jatuh oleh sebagian rakyat telah dinyatakan dengan Bapak Presiden H.M. Soeharto berhenti dan memberikan ke Prof. B.J. Habibie untuk menggantikannya. Seperti kita lihat hiruk pikuk Orde Reformasi sebagai pengganti Orde baru di banggakan. Tahun demi tahun Orde Reformasi berjuang memulainya dengan membuat kondisi Politik dengan Multi Partai timbul lagi dan Azas Partai Yang dulunya harus Pancasila pun telah di ubah boleh berazaskan Islam. Politik berkembang pesat dan membuat Sistem Kedudukan MPR di ubah, DPD di hadirkan dan PILKADA, PILGUB, PILEG dan PILPRES di pilih langsung oleh rakyat...terlihat rakyat berdaulat penuh di negara kita. Dari proses perubahan ini terasa kita menjadi negara yang paling maju demokrasinya dari seluruh negara di dunia.
Apakah proses perubahan ini telah membawa rakyat hidup lebih baik dan sejahtera. Sementara ini kita belum bisa sesumbar mengatakan iya. Masalah buruh masih banyak, masalah kemiskinan masih tinggi dan pengangguran masih besar serta pendidikan rendah masyarakat menjadi momok dalam melakukan strategi pemenangan di pasar global. Pendidikan yang di rasa penting dengan di berikan 20% dari APBN di peruntukan untuk pendidikan belum dapat mengambil hasil yang optimum. Restorasi Meiji yang di laksanakan di Jepang dengan semangat dan konsekwen lewat pendidikan yang membuat Negara Sakura ini menjadi negara besar. Apakah kita yang telah mempunyai kesepakatan pendidikan itu penting dengan anggaran 20% APBN masih membuat banyak usia sekolah yang belum bisa mengeyam pendidikan. Jadi ada sesuatu yang membuat kita seperti terbelenggu atas inovasi, pemikiran kreatif sehingga kita masih belum bisa maju seperti negara-negar maju lainnya. Lewat hasil analisa sekelompok negara bahwa negara kita adalah negara yang akan menjadi negara maju bersama Korea Selatan membuat kita merasa bangga tetapi kondisi kita yang sekarang. Negara kita sekarang di genjot pembangunan infrakstrukur oleh Presiden H.Ir. Joko Widodo memang sangat membanggakan dan untuk menarik investor dengan semangat hubungan bilateral dan multilateral yang bebas dan aktif.
Tetapi kita sangat sedih sekali kondisi negara sekarang yang penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme tampil lagi dengan mengerogoti keuangan negara triliunan rupiah tanpa bisa di bendung bahkan kelihatan semakin semarak lihatlah mega korupsi E-KTP dan BLBI. Maka seakan akan kita tertampar di Orde Reformasi isu utama KKN untuk meruntuhkan order baru justru terlihat sangat besar....itulah Indonesia..kita harus Instrospeksi diri...kita telah melakukan Politik Lidah Tidak Bertulang.

Rabu, 26 April 2017

Menang Ora Kondang Kalah Wirang

Banyak kata-kata bijak yang bisa diambil dari tradisi Jawa yang telah banyak di munculkan agar kita melakukan introspeksi diri dan merasakan kehidupan kata-kata bijak tersebut sebagai petuah dalam menyelesaikan masalah atau memberikan ketenangan dalam kehidupan bermasyarakat.
Yang sering di berikan dalam kehidupan ada pula yang di sebut "Menang Ora Kondang Kalah Wirang" yang artinya Dalam kehidupan pertempuran di mana kalau kita menang tidak kesohor/termashyur tetapi kalau kalah kita malu. Perang dalam kehidupan di dunia ini yang berhubungan kata-kata bijak tadi biasanya perang dengan "Penyakit Hati dalam Islam" yaitu sifat/tindakan iri & dengki (berhubungan dengan tindakan adu domba), sombong, riya' dan ujub". Semua sifat ini untuk menyerang kaum lurus untuk mengikuti kemauan yang selalu memainkan sifat penyakit hati ini untuk melakukan pertempuran. Kaum lurus yang mengikuti peperangan yang menggunakan sifat penyakit hati ini kalau menang tidak mendapatkan keuntungan apa-apa kalau kalah akan merasa malu. Yang jadi perhatian sebenarnya medan perang dengan "penyakit hati" ini bisa dinyatakan secara pribadi (orang per orang) dan bisa dilakukan dengan 'by design" sekelompok orang yang terstruktur, militan dan masif dilakukan untuk melemahkan kaum lurus. Orang yang melakukan serangan dengan menggunakan penyakit hati tahu betul bahwa sifat penyakit hati ini bisa mengenai orang lurus maka pahala akan hilang dan menjadi orang bangkrut ketika di hisab kelak di akherat karena hilangnya pahala seperti jerami kering yang terbakar api..begitu cepat habis terbakar pahala-pahala kita dan masuknya sifat penyakit hati ini secara tidak kelihatan seperti semut hitam yang berjalan di batu hitam di malam hari...begitu tidak kelihatan kita sudah terbawa perang yang membuat kita kalau menangpun tidak kesohor (hanya kepuasan bathin dari nafsu yang jelek) bahkan kalau kita kalah akan malu dan merugi. Jadi kaum lurus harus hidup yang "fokus" sehingga orang yang menyerang dengan sifat penyakit hati ini di hindari atau di anggap seperti tidak ada atau tidak kelihatan atau "Anjing Menggonggong kafilah tetap berlalu". Hampir bisa kita lihat dan kita jalani walaupun kita merasa sudah berbuat baik dan benar kita belum tentu bisa membuat semua orang senang atau cinta dengan kita dan bahkan dengan sengit kita akan di buat tidak berdaya, di teror, di intimidasi, di celakai dan membuat cita-cita mulia kita di gagalkan. Lihat para Nabi seperti Nabi Isa AS dan Nabi Muhammad SAW misalnya dengan akhlak yang mulia dan kejujuran dan memberikan contoh orang tentang kebenaran dengan Kitab Suci masing-masing, tetapi musuhnya dan orang yang tidak menyukainya sangat banyak dan selalu melakukan aksi teror, intimidasi, mencelakai bahkan ingin membuat hidupnya sangat menderita bahkan ingin sampai ke kematian. Itulah hidup dan tampilnya agama agar terjadi keseimbangan kehidupan beradab dan bermartabat serta kebenaran yang hakiki yang hal itu milik semua manusia yang ada di bumi. Kekuatan organisasi tanpa bentuk ini dengan sengaja dengan ilmu psikologi,teknologi informasi dan teknologi suara yang canggih selalu mengganggu kaum lurus di tarik masuk area/medan peperangan dengan melakukan tindakan agar kita menjadi iri dan dengki sehingga kita mudah di adu domba, sifat sombong, sifat riya' dan ujub. Organisasi tanpa bentuk ini seperti angin...keberadaan bisa di rasakan walau tidak pernah kelihatan...kita harus merapatkan diri bersama kaum lurus dan menghindari dan membuat kekuatan ini tidak berdaya. Kemungkinan biang kerok segala masalah yang ada di negara kita adalah mereka yang merupakan kekuatan dengan network yang luas, terstruktur rapi dengan dana yang cukup menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya yang telah masuk di segala aspek kehidupan.
Tetapi kehidupan adalah tetap kehidupan karena manusia selalu di berikan nafsu yang jelek selain nafsu yang baik..jika kekuatan nafsu yang jelek menguasai kehidupan...yang ada adalah dosa manis dan tanpa ada rasa syukur ke pencipta. Kekuatan organisasi tanpa bentuk membuat banyak pejabat terjebak korupsi, melakukan maksiat dan melakukan tindakan inkonstitusi lainnya.
Hal inilah penulis ingat pepatah/ kata-kata bijak dari Jawa yaitu "Menang Ora Kondang dan Kalah Wirang'. Intinya kita kaum lurus yang tidak punya kekuatan sebesar organisasi tanpa bentuk ini menghindari medan perang yang di ciptakan organisasi ini karena jika menang kita tidak jadi kesohor bahkan pahala kita hilang dan kalau kita kalah dengan network organisasi ini kita merasa malu karena menggunakan orang miskin/bromocorah yang di hidupi dalam operasi kejahatannya.
Marilah kita tetap menjadi kaum lurus dan saling membantu dan merapatkan hubungan solideritas agar bisa tetap fokus ke cita-cita mulia dan berhasil mencapainya setelah kita tinggalkan/kalahkan organisasi tanpa bentuk yang sulit di definisikan ini dengan pepatah jawa yang kita laksanakan secara murni " Menang Ora Kondang Kalah Wirang".

Sabtu, 22 November 2014

Partai GOLKAR dalam Blue Ocean Strategy

Kita melihat persaingan partai begitu ketat untuk mendapatkan pemilih terutama pada tataran rakyat seperti 4 besar Partai seperti PDIP, Golkar, Gerindra dan Demokrat. Banyak cara yang di lakukan dalam peperangan mendapatkan pemilihnya melalui Visi, Misi Partai, mengimplementasikan program-program yang tepat untuk memberikan keuntungan dalam memilih partai yang di inginkan lewat kader-kader (mesin partai) yang profesional dan merakyat. Betapa beratnya kader-kader, jika kita masuk pada pasar yang sama untuk berperang head to head kader pada pasar yang sama tanpa pemberian sesuatu yang lain dari kondisi yang tidak biasa di tawarkan. Saya sebagai Pemilih Partai Golkar ingin memberikan masukan, hal ini masalah sepele bagi para petinggi Partai Golkar tetapi dapat memberikan gambaran apa yang terlihat di benak pemilih seperti saya di Pileg 2014 terhadap Partai Golkar.
Lihat Model Pertumbuhan Organisasi selalu di mulai :
  1. Kreativitas :  Organisasi di cirikan oleh Kreativitas Pendirinya/Pemimpinnya, Komunikasi antar tingkatan berlangsung  sering dan informal, pemimpin beban kerja terlalu banyak dan terjadi krisis kepemimpinan.
  2. Pengarahan : Jika krisis kepemimpinan telah terpecahkan akan didapat kepemimpinan yang kuat. Manajemen agak segan melepas kekuasaan, terjadi krisis otonomi.
  3. Pendelegasian : Pemecahan krisis otonomi adalah pemecahan masalah dengan desentralisasi. Proses desentralisasi berarti ada pendelegasian yang menciptakan krisis kontrol.
  4. Koordinasi : Krisis kontrol di pecahkan dengan melaksanakan peninjauan kembali dengan alat koordinasi yang baik. Koordinasi menimbulkan krisis birokrasi.
  5. Kerjasama : Krisis Birokrasi harus di selesaikan dengan kerjasama antar pribadi yang kuat antara anggota organisasi dan budaya organisasi akan membuat kerjasama semakin bergairah dan mempunyai ciri ala Partai Golkar yang membanggakan.
Menerima realitas baru pada Pileg 2014 Partai Golkar mendapatkan sekitar 15% sebagai Pemenang Ke 2 dan PDIP sebagai Pemenang Pertama mendapatkan sekitar 19% pemilih rakyat Indonesia. Dengan kondisi itu Partai Golkar harus berkaca bagaimana kondisi manajemen organisasi Partai Golkar sekarang dan berintrospeksi diri bahwa ada sesuatu semacam kemunduran organisasi yang terjadi yang harus di definisikan dan di lakukan segera perbaikannya. Pertumbuhan merupakan keadaan yang biasa dan kemunduran terjadi di pandang sebagai penyimpangan dan kesalahan yang di ciptakan organisasi yang lemah. Kebanyakan faktor kemunduran organisasi karena  adanya lingkungan yang berubah” dari pemikiran saya perubahan itu seperti :
  1. Keinginan rakyat hubungan dengan pemimpin adalah soft contact, berhubungan langsung dengan rakyat di anggap dekat dengan aspirasi rakyat (dalam proses pendekatan rakyat harus memberikan solusi yang di jalankan).
  2. Keinginan rakyat pemimpin hidup sederhana.
  3. Keinginan rakyat pemimpin itu bersih.
  4. Keinginan rakyat pemimpin itu berkarakter polos, to the point dan berkarakter sebagai pemimpin yang mencintai negara.
  5. Keinginan rakyat pemimpin harus jauh dari pencitraan.
  6. Keinginan rakyat pemimpin harus mampu memimpin dengan di liput pers memberi peringatan keras pejabat yang salah ataupun memberikan petunjuk yang harus di kerjakan secepatnya.
  7. Keinginan rakyat pemimpin harus seperti selebritis yang bisa masuk di acara televisi apapun menandakan keterbukaan dan dekat dengan rakyat.
  8. Keinginan rakyat pemimpin harus menunjuk pejabat yang bersih dan kapabelitasnya tinggi.
  9. Keinginan rakyat pemimpin di setiap kerjanya selalu  ke orientasi hasil dan mempunyai gambaran besar karya apa untuk Indonesia di masa depan.

Salah satu strategi yang ingin saya tampilkan dalam merencanakan Partai Golkar ke depan adalah melalui  “Blue Ocean Strategy”.
Blue Ocean Strategy untuk mengembangkan management organisasi berbasis/fokus nilai inovasi (value innovation) sehingga masuk pada pasar dengan mendapatkan hasil pertumbuhan yang besar. Red Ocean strategy adalah strategi yang di gunakan untuk bersaing melalui keunggulan bersaing secara traditional di mana menginginkan masuk pada pasar yang sama sehingga harus menggunakan keunggulan mesin partai di pasarnya dengan mengungguli semua sistem management organisasi yang ada pada para pesaingnya dan itu membuat pertumbuhan berkurang dan berebut pada pasar yang sama sampai berdarah-darah.
           Kami menggunakan 6 Step dalam Blue Ocean Strategy :
           1. Reconstruct market boundaries
Me
lakukan rekonstruksi batas-batas pasar yang biasa partai lakukan. Lakukan evaluasi asumsi-asumsi dan ketajaman melihat pasar baru setelah melakukan strategi kanvas di pasar untuk bisa mengendalikan pasar baru, seperti : kesukaan pemilihnya, standard- standard kehidupan baru yang bisa di berikan, prilaku yang di inginkan ataupun karakter keluarga yang dinamis bisa di kembangkan dan nilai-nilai kebanggaan,dll.
           2. Focus on Big picture Not the Number
Selalu melihat gambaran yang
besar bagaimana jangka panjang partai dalam kemenangan masa depan bukan hanya melihat gambaran sempit kemenangan sekarang dengan data-data yang ada pada kondisi sekarang.
           3. Reach beyond existing demand
Mencapai kondisi konstituen yang memilih sekarang prosesnya akan membuat kenaikan pasar dari data yang di kembangkan dalam mendapatkan pemilih sekarang. Dengan Blue Ocean Strategy memproses sampai ke pemilih masa depan sebagai potensial pemilih dari pemilih sekarang sehingga melampaui permintaan.
            4. Get the strategic sequence right
Value Innovation untuk meningkatkan market share biasanya menggunakan teknologi yang memberikan
kemudahan dalam mencapai para calon pemilih untuk menjadi pemilih yang loyal.
           5. Overcome key organizational hurdles
Menghilangkan hambatan organisasi, termasuk hambatan kepemipinan yang mampu melihat ke depan bisa mengimplementasikan visi, misi dan strategi organisasi dengan tepat dan tegas terhadap semua partisipan di organisasi tersebut.
          6. Build execution into strategic
Mengurangi resiko mana
jemen organisasi dan melaksanakan Blue Ocean Strategy agar berjalan dengan baik. Dengan membuat kepercayaan antar  partisipan di organisasi untuk menghilangkan ke tidak pastian dan resiko pada organisasi. Melakukan aktual proses/implementasi ke dalam strategi dan aktivitas semua partisipan dalam organisasi di semua level.
           Demikian sebagian besar arah implementasi yang di gunakan patokan dalam melaksanakan program-program baru yang mengarah dalam pemenangan Partai Golkar Masa Yang  Akan Datang dan Masa Depan.
Masalah internal (step 5) yang perlu di perhatikan adalah : 
1. Melihat kondisi kader-kader/mesin partai  seperti di bawah ini :
            Apakah para kader hidupnya masih sengsara
            Kondisi kerja aman dan menarik
            Apakah Sedikit harapan kemajuan dalam sistem promosi jabatan kader
            Apakah Semangat Kader berada di bawah titik nadir.
 
           Belum lagi efek melemahkan pemotongan anggaran kader oleh partai
            Apakah program motivasi masih menarik
            Apakah Sistem organisasi masih buruk dan masalah korupsi masih kental.
            
2. Kondisi Pemimpinnya :
          Pemimpin Organisasi harus berkarakter kuat dalam  menghadapi rintangan organisasi sebagai tantangan yang harus di hadapi dengan kebijaksanaan yang tidak konvensional (out of the box) tetapi melakukan banyak trobosan dalam waktu singkat dengan SDM yang profesional sambil mengangkat moral kerja dan menciptakan win-win untuk semua yang terlibat dan mampu mengatasi konflik internal dengan penyelesaian “prilaku organisasi (penyeleseian sistem mikro organisasi yaitu orang per orang) dan teori organisasi (penyelesaian makro organisasi yaitu di DPP Partai).
           Pemimpin harus konsisten melaksanakan Blue Ocean Strategy menyelesaikan rintangan-rintangan di bawah ini :
1. Rintangan kognitif yang terjadi di
kader, maka di lakukan  perubahan radikal yang diperlukan melalui pendidikan prilaku sebagai program prilaku kader yang lebih modern yang sekarang di butuhkan dan komprehensif di lakukan.
2. Rintangan sumber daya dalam proses kaderisasi yang berjalan baik dan tersiapkan dengan sempurna, maka dilakukan proses pengembangan teori dan prilaku organisasi yang baik yang memberikan proses design organisasi sehingga organisasi berjalan efektif walau kompleksifitasnya cukup tinggi, yang mengadop tiap keinginan kader dalam jabatan dalam proses kaderisasi yang adil dan profesional dengan pengembangan ketangguhan dengan proses empowerment dan enrichment dalam menghadapi rakyat yang semakin komplek.
3. Rintangan motivasi/moral yang menghambat dan demoralisasi kader, melakukan program-program motivasi yang tepat dan sangat di butuhkan masa sekarang untuk meningkatkan kinerja apalagi kalau partai tidak memimpin di pemerintahan. Dan proses kepemimpinan harus bisa memberi angin segar ke seluruh kader untuk tetap semangat membina keutuhan dan daya juang dalam mendapatkan pemilih melampaui yang di tetapkan karena program motovasi yang punya value inovasi seperti pemimpin yang memberikan kemudahan mendapatkan akses pekerjaan, usaha, pendidikan dan kesehatan. Melakukan pembinaan kader yang bisa memimpin dan melayani rakyat dengan baik.
4. Rintangan politik merupakan resistansi internal dan eksternal untuk berubah
, melakukan tindakan independensi jika ada partai lain sebagai pemenang dan berkuasa dalam pemerintahan, maka di kalangan kader agar kekuatan politik menyatu padu dalam kekuatan Partai Golkar dengan melakukan kekuatan budaya organisasi yang kuat, memberikan rasa bangga sebagai kader ataupun pemilih dari Partai Golkar. 
           Pada Kasus sekarang terjadi konflik internal Parta Golkar, marilah kita mengutamakan organisasi yang di tegakkan dalam jangka panjang sehingga partai Golkar menjadi Partai Yang Menghadapi Perubahan dan selalu menjadi partai pemenang PEMILU. Dalam menyelesaikan konflik awali pendalaman tentang sumber konflik yang ada. Paling tidak ada 3 sumber konflik yang harus di sadari ada yaitu : Manusia dan Perilakunya, Struktur Organisasi dan Komunikasi. Dalam diri manusia ada sifat pribadi akibat latar belakang kehidupan dan pendidikan yang memberikan warna dalam kehidupan pemimpin, menurut psikoanalis ada Id, Ego dan Superego yang menyaring tindakan dari manusia, maka mari para pemimpin mengurangi ego dan mengutamakan keutuhan dan kemenangan organisasi. Dalam struktur organisasi yang belum matang karena masih ada AD/ART yang terletak di grey area akan memberikan dampak konflik dalam merencanakan sebuah keputusan, maka dengan bersih pikiran susun dengan rinci AD/ART untuk keutuhan organisasi, tugas pokok dan fungsi organisasi, design organisasi, kekuasaan, kewenangan dan tanggung jawab dan punisment dan reward yang adil dalam menangani konflik internal. Yang paling penting adalah komunikasi yang jelas, tegas dan benar akan memberikan hubungan antar kader/pemimpin yang berkonflik akan mudah memecahkan dalam proses kompromi yang baik untuk memecahkan tuntas dari akar masalah yang sebenarnya dengan keterbukaan dan komunikasi yang baik.
           Selamat ber"Munas Partai Golkar" Kedepankan kemenangan organisasi dan gali 3 sumber konflik dan selesaikan dengan tuntas sehingga menjadikan Partai Golkar Partai Ideal Pilihan rakyat Indonesia, yang mampu merumuskan formula bagi, kesejahteraan, kehidupan yang aman, tentram, makmur, sentosa dan bermartabat dengan memberi rasa bangga sebagai rakyat Indonesia.