Banyak kata-kata bijak yang bisa diambil dari tradisi Jawa yang telah banyak di munculkan agar kita melakukan introspeksi diri dan merasakan kehidupan kata-kata bijak tersebut sebagai petuah dalam menyelesaikan masalah atau memberikan ketenangan dalam kehidupan bermasyarakat.
Yang sering di berikan dalam kehidupan ada pula yang di sebut "Menang Ora Kondang Kalah Wirang" yang artinya Dalam kehidupan pertempuran di mana kalau kita menang tidak kesohor/termashyur tetapi kalau kalah kita malu. Perang dalam kehidupan di dunia ini yang berhubungan kata-kata bijak tadi biasanya perang dengan "Penyakit Hati dalam Islam" yaitu sifat/tindakan iri & dengki (berhubungan dengan tindakan adu domba), sombong, riya' dan ujub". Semua sifat ini untuk menyerang kaum lurus untuk mengikuti kemauan yang selalu memainkan sifat penyakit hati ini untuk melakukan pertempuran. Kaum lurus yang mengikuti peperangan yang menggunakan sifat penyakit hati ini kalau menang tidak mendapatkan keuntungan apa-apa kalau kalah akan merasa malu. Yang jadi perhatian sebenarnya medan perang dengan "penyakit hati" ini bisa dinyatakan secara pribadi (orang per orang) dan bisa dilakukan dengan 'by design" sekelompok orang yang terstruktur, militan dan masif dilakukan untuk melemahkan kaum lurus. Orang yang melakukan serangan dengan menggunakan penyakit hati tahu betul bahwa sifat penyakit hati ini bisa mengenai orang lurus maka pahala akan hilang dan menjadi orang bangkrut ketika di hisab kelak di akherat karena hilangnya pahala seperti jerami kering yang terbakar api..begitu cepat habis terbakar pahala-pahala kita dan masuknya sifat penyakit hati ini secara tidak kelihatan seperti semut hitam yang berjalan di batu hitam di malam hari...begitu tidak kelihatan kita sudah terbawa perang yang membuat kita kalau menangpun tidak kesohor (hanya kepuasan bathin dari nafsu yang jelek) bahkan kalau kita kalah akan malu dan merugi. Jadi kaum lurus harus hidup yang "fokus" sehingga orang yang menyerang dengan sifat penyakit hati ini di hindari atau di anggap seperti tidak ada atau tidak kelihatan atau "Anjing Menggonggong kafilah tetap berlalu". Hampir bisa kita lihat dan kita jalani walaupun kita merasa sudah berbuat baik dan benar kita belum tentu bisa membuat semua orang senang atau cinta dengan kita dan bahkan dengan sengit kita akan di buat tidak berdaya, di teror, di intimidasi, di celakai dan membuat cita-cita mulia kita di gagalkan. Lihat para Nabi seperti Nabi Isa AS dan Nabi Muhammad SAW misalnya dengan akhlak yang mulia dan kejujuran dan memberikan contoh orang tentang kebenaran dengan Kitab Suci masing-masing, tetapi musuhnya dan orang yang tidak menyukainya sangat banyak dan selalu melakukan aksi teror, intimidasi, mencelakai bahkan ingin membuat hidupnya sangat menderita bahkan ingin sampai ke kematian. Itulah hidup dan tampilnya agama agar terjadi keseimbangan kehidupan beradab dan bermartabat serta kebenaran yang hakiki yang hal itu milik semua manusia yang ada di bumi. Kekuatan organisasi tanpa bentuk ini dengan sengaja dengan ilmu psikologi,teknologi informasi dan teknologi suara yang canggih selalu mengganggu kaum lurus di tarik masuk area/medan peperangan dengan melakukan tindakan agar kita menjadi iri dan dengki sehingga kita mudah di adu domba, sifat sombong, sifat riya' dan ujub. Organisasi tanpa bentuk ini seperti angin...keberadaan bisa di rasakan walau tidak pernah kelihatan...kita harus merapatkan diri bersama kaum lurus dan menghindari dan membuat kekuatan ini tidak berdaya. Kemungkinan biang kerok segala masalah yang ada di negara kita adalah mereka yang merupakan kekuatan dengan network yang luas, terstruktur rapi dengan dana yang cukup menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya yang telah masuk di segala aspek kehidupan.
Tetapi kehidupan adalah tetap kehidupan karena manusia selalu di berikan nafsu yang jelek selain nafsu yang baik..jika kekuatan nafsu yang jelek menguasai kehidupan...yang ada adalah dosa manis dan tanpa ada rasa syukur ke pencipta. Kekuatan organisasi tanpa bentuk membuat banyak pejabat terjebak korupsi, melakukan maksiat dan melakukan tindakan inkonstitusi lainnya.
Hal inilah penulis ingat pepatah/ kata-kata bijak dari Jawa yaitu "Menang Ora Kondang dan Kalah Wirang'. Intinya kita kaum lurus yang tidak punya kekuatan sebesar organisasi tanpa bentuk ini menghindari medan perang yang di ciptakan organisasi ini karena jika menang kita tidak jadi kesohor bahkan pahala kita hilang dan kalau kita kalah dengan network organisasi ini kita merasa malu karena menggunakan orang miskin/bromocorah yang di hidupi dalam operasi kejahatannya.
Marilah kita tetap menjadi kaum lurus dan saling membantu dan merapatkan hubungan solideritas agar bisa tetap fokus ke cita-cita mulia dan berhasil mencapainya setelah kita tinggalkan/kalahkan organisasi tanpa bentuk yang sulit di definisikan ini dengan pepatah jawa yang kita laksanakan secara murni " Menang Ora Kondang Kalah Wirang".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar