Mengagetkan terjadi lagi bom bunuh diri di Kampung Melayu yang membuat tewas dan terluka warga negara tidak berdosa seperti Polisi, Tukang Angkot, Mahasiswa, Karyawan dll. Terkoyak perasaan penulis melihat yang kemungkinan bertanggung jawab adalah kelompok ISIS yang nota bene adalah kelompok Islam. Hampir perang yang terjadi oleh kelompok ISIS adalah memerangi negara-negara berpenduduk Islam/Muslim. Lalu apa masalahnya orang Islam memerangi umat Islam...sepertinya Islam hanya sebagai tunggangan/alat untuk meraih tujuan utama misalnya mendapatkan negara, energi (minyak bumi) dan sumber daya lainnya yang menguntungkan. Seperti kelompok ideologi mereka melakukan alat/tunggangan untuk meraih tujuannya dengan demokrasi, dengan komunis atau melalui agama (agama apapun). Jadi mungkin bisa di ambil kesimpulan Islam hanya sebagai alat/ilmu untuk meraih tujuan utama dia atas bukan merupakan aplikasi kehidupan yang benar menjaga manusia untuk hidup damai, sejahtera dan penuh cinta kasih agar dalam tindakan tidak melakukan dosa dan Allah memuliakan mendapatkan surga.
Kalau kita lihat dengan jeli hampir yang menjadi pengantin (pelaku bom bunuh diri) adalah masyarakat bawah yang sebenarnya tidak mendapatkan pendidikan agama yang baik. Mereka tumbuh di kehidupan yang nyata yang keras, kejam dan di mana-mana kehidupan menindasnya tanpa peri kemanusiaan. Selain itu mereka adalah kaum yang ekonominya tidak terlalu baik ( mereka kerja serabutan sebagai jualan obat MLM, Pulsa & Handphone, reparasi elektronik dll, pekerjaan yang tidak bisa memberikan hasil ekonomi yang baik).
Orang seperti ini butuh pelindung, tempat bernaung dan berkelukesah dan menolong mereka dari kondisi yang sangat menyakitkan karena merasa kalah saing dan teraniaya.
Pemerintah melakukan proses deradikalisasi ke pesantren-pesantren, lewat kaum ulama dan pemerintah sendiri. Selain itu intelejen dan pasukan anti teroris juga di kuatkan. Saya lihat proses ini benar tetapi penyelesaian ini sudah benar. Kekuatan idiolog adalah kekuatan masif terstruktur yang tidak bisa di belokkan kalau tidak mati, yang kita harus lakukan bagaimana idiolog ini tidak bisa menembus rakyat kita yang bisa di jadikan teroris di lapangan termasuk para pengantin yang di ciptakan oleh para idiolog.
Kita sadari para korban cuci otak melalui agama ini orang yang butuh cinta dan kasih sayang dari kita umat yang benar, mari buatlah gerakan cinta dan kasih sayang para orang yang tersisih para pengangguran dan pembinaan industri kecil untuk meraih kaum muda yang energik ini di ambil oleh para idiolog yang menggunakan agama sebagai alat untuk meraih tujuannya. Rebutlah simpati pemuda harapan bangsa ini dengan penyebaran cinta kasih dan perasaan sayang yang ikhlas melalui program kepemudaan yang menyentuh de setiap daerah Indonesia yang terstruktur dan di pegang orang sangat mumpuni di bidang kesejahteraan rakyat dari idiolog yang kejam ini yang menggunakan kekekuatan kasih sayang merangkulnya via agama ke para pemuda sehingga dengan suka rela menjadi pengantin. Jadi saya masih punya anggapan masalah utama terjadinya banyak teroris di Indonesia adalah kesenjangan pendapatan dan masalah ekonomi selain perasaan benci karena di injak oleh sesama manusia yang tidak punya peri kemanusiaan yang terus menerus. Mungkin di Inggris masalah utama bisa beda.
Kesimpulan penulis marilah kita menjadi manusia kembali bukan hewan yang saling memakan dan membuat teroris berkembang biak dengan baik dan sebarkan cinta dan kasih sayang yang tulus ke pemuda harapan bangsa dan rangkullah jangan sampai terangkul kaum idiolog yang mempunyai prinsip pengrusak. Semoga Allah selalu memberkati umatnya yang benar dan lurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar