Jumat, 07 Desember 2012

Kepemimpinan Solidarity Maker



Sejak tahun 1999, di era reformasi, Indonesia mengikuti sistem desentralisasi (‘Otonomi Daerah’). Menurut konstitusi UU No.22 tahun 1999, UU No.25 tahun 1999 setiap daerah / kabupaten memiliki otonomi sendiri untuk mengatasi masalah tersebut yang sudah diatur oleh hukum. Dari kondisi ini sering Pilkada menimbulkan konflik di masyarakat pemilihnya seperti mereka lupa demokrasi untuk keamanan bukan pertumpahan darah. Di sini di butuh pemimpin yang berdiri di semua kalangan yang kuat (Solidarity maker).
Setelah saya mencoba mengulas tentang kepemimpinan yang melayani dan kepemimpinan yang menghidupi, maka dalam buku"The Decline of Constitutional Democracy (Feith 1962), Herbert Feith membuat dua tipologi kepemimpinan dalam sejarah politik Indonesia, yakni solidarity maker dan tipe administrator. Menurut Feith, dua tipologi ini menggambarkan pola dan strategi kepemimpinan dalam mewujudkan visi politik tertentu.
Solidarity maker lebih mengedepankan strategi retorik guna mengumbar gelora dan penyatuan solidaritas dengan memainkan simbol-simbol identitas. Sedangkan administrator lebih mengedepankan kecakapan administratif guna kelancaran implimentasi visi dalam jejaring aparatus Negara.
Menurut anggota MPR  Dr. Mohammad Sohibul Iman (Humas), di Website MPR di tulis Selasa tgl. 13/03/2012 16:52 mengatakan Indonesia membutuhkan pemimpin yang berkarakter solidarity maker "Seperti Soekarno".
Dr.Sohibul Iman menjelaskan pemimpin dengan karakter solidarity maker mempunyai beberapa kriteria, di antaranya bisa menjadi contoh dan panutan.
Kriteria lain pemimpin dengan karakter solidarity maker adalah pertama,  memiliki moralitas, yaitu kesalehan ritual, sosial, susila, dan personal.
Kedua, karakter personalitas yaitu decisive (tegas), risk taker, care, warm, humiliate (tidak mementingkan citra). 
Ketiga, kriteria intelektual, yaitu visioner dan clear direction. "Jadi arahnya jelas mau dibawa kemana Indonesia tahun 2020, 2025.
Keempat, kriteria sosiabilitas, yaitu menjadi promotor kohesi sosial dan modal sosial. "Pemimpin menjadi perekat sosial dan pencipta modal sosial.
Kepemimpinan solidarity maker itu diperlukan untuk menghadapi globalisasi. Untuk memenangkan pertarungan globalisasi diperlukan kecerdikan. 
Yang menjadi permasalahan penulis dari mana kita mendapatkan "Kepemimpinan Solidarity" Apa dari :
Dari Pendidikan Lemhanas, Dari Partai, Dari Ormas Kepemudaan AMPI, PP, HMI, GMNI dll, Dari Ormas Etnis seperti FBR, Forkabi, Persatuan dari Kota-kota lain, dari Ormas Agama sepert FPI, MI, NU, Muhamadyah, Kristen, Katholik dll. Dari akademis seperti Pendidikan yang menelorkan Doktor bahkan Profesor. dll.
Kepemimpinan hadir ini di lahirkan atau bisa di buat. Apakah yang baik dari orang kaya karena mereka tidak kampungan dan tidak mudah terbelalak oleh uang atau baik dari orang miskin karena sering di injak-injak dan di permalukan sehingga kuat, berani dan tidak tahu malu. Atau mereka baiknya yang agamanya baik/benar karena mereka selalu Ingat Tuhannya maka negara akan mendapat keberkahan atau tidak beragama karena mereka bisa kuat berusaha menghalalkan segala cara. Atau baik mereka yang punya solidaritas kaum paranormal dan dukun yang bisa melihat masa depan dan dengan ilmunya bisa membuat orang menurut karena kalau tidak menurut akan di tenung.
Semua adalah belum bisa di lihat yang pasti pemimpin ini bisa hidup di semua kalangan dan memberikan tongkat derijen memadunya menjadi alunan musik yang indah.
Pemimpin yang sangat berani mengatakan benar adalah benar dan di jalankan dan mengatakan salah adalah salah dan dia menghindari kesalahan tersebut. Kepentingan adalah musuh utama yang selalu hadir, maka di benak Pemimpin Solidarity Maker hanya FOKUS pada rakyat yang di pimpin. Kekuatan network tanpa bentuk begitu kuat mereka menggerogoti kepemimpinan Solidarity maker dengan korupsi dan kolusi. Network ini akan melindungi oknum korup dan saling berbagi hasil korupsi dengan segala kekuatan "underground peoplenya" yang telah masuk di semua segi kehidupan. Network tanpa bentuk ini dan team underground people mereka butuh hidup dengan adanya konflik dan kebencian antar manusia (lihat proses radikalisasi dan anarkisme yang terjadi sekarang ini merupakan bukti konkretnya).
Mari kita berdoa agar di tampilkan pemimpin solidarity maker dan tidak perlu untuk mendapatkan "Pemimpin Solidarity Maker" melalui PERANG artinya ketika negara kita di serang dari negara lain maka pasti akan tampil Pemimpin Solidarity Maker yang memimpin kita bersatu padu tanpa syarat melawan negara yang menyerbu kita agar kita tidak terjajah.



Kamis, 02 Agustus 2012

Kepemimpinan ataukah Manajemen

Ketika kita melihat calon presiden yang akan berebut menjadi Presiden Indonesia tahun 2014 - 2019. Terbesit waktu dahulu ketika saya bekerja di sebuah perusahaan multinational dari Amerika. Ketika terjadi suksesi boss saya dengan pangkat Manager akan pensiun ada 2 orang Assistant Manager Line Product A dan Saya Assistant Manager Line Product B berebut jabatan Manager. Intrikpun terjadi Assistant Line Product A kasak kusuk mencari nama ke 5 Direktur (Management) agar dalam pemilihan minimal 3 dari 5 Direktur memilih menjadi Manager. Sedangkan saya ingin memenangkan dengan meningkatkan kompetensi yaitu mengikuti Kuliah S-2 Magister Management. Memang pertarungan dalam mencapai jabatan tertentu selalu menggunakan strategi untuk pemenangan di pemilihan tersebut. 
Saya lalu berpikir bagaimana yang di pilih Presiden Indonesia tentu faktor yang dijadikan dasar pemilihan banyak karena akan membawa 238 juta rakyat Indonesia menjadi sejahtera. Lalu apakah yang di nilai Kepemimpinan ataukah Kemampuan Managemen. Tentunya kalau ada calon yang duanya punya akan lebih baik, tetapi ini sulit ada biasanya salah satu yang kuat.

Mari kita bernalar dengan melihat apa itu kepemimpinan dan managemen :
Kepemimpinan terpusat peduli dengan orang. Tentu saja kepemimpinan melibatkan keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan segala macam hal.
Banyak kemampuan dalam hidup adalah soal memperoleh keahlian dan pengetahuan dan kemudian menerapkan mereka dalam cara yang dapat diandalkan. Kepemimpinan sangat berbeda. Kepemimpinan yang baik menuntut kekuatan emosional dan karakteristik perilaku yang dapat menarik pengikut dan lihat pemimpin mental dan pemimpin spiritual.

Peran kepemimpinan adalah sebuah refleksi tak terelakkan dari kebutuhan masyarakat dan tantangan dalam kehidupan modern. Kepemimpinan Oleh karena itu konsep yang mendalam, dengan implikasi semakin kompleks, didorong oleh dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah.

Kepemimpinan dan manajemen yang umumnya dilihat sebagai hal yang sama dan mereka yang lain sebagai hal yang tidak sama. Kepemimpinan juga disalahpahami berarti memimpin dan mengajar orang dan membuat keputusan penting atas nama organisasi. Kepemimpinan yang efektif adalah lebih besar dari ini.

Para pemimpin yang baik diikuti terutama karena orang-orang percaya dan menghormati mereka, bukan keterampilan yang mereka miliki. Kepemimpinan adalah tentang perilaku pertama, keterampilan kedua.

Ini adalah cara sederhana untuk melihat bagaimana kepemimpinan berbeda dengan manajemen:

    * Manajemen adalah kebanyakan tentang proses.
    * Kepemimpinan adalah kebanyakan tentang perilaku.

Kita bisa memperluas ini untuk mengatakan:

    * Manajemen sangat bergantung pada kemampuan terukur nyata seperti perencanaan yang efektif, penggunaan sistem organisasi, dan penggunaan metode komunikasi yang tepat.
    * Kepemimpinan melibatkan banyak keterampilan manajemen, tetapi umumnya sebagai fungsi sekunder atau latar belakang kepemimpinan sejati. Kepemimpinan bukan bergantung paling kuat pada hal-hal kurang nyata dan kurang terukur seperti kepercayaan, inspirasi karakter, sikap, pengambilan keputusan, dan pribadi. Dan bukan pula proses atau keterampilan atau bahkan hasil dari pengalaman. Mereka adalah aspek kemanusiaan, dan diaktifkan terutama oleh karakter pemimpin dan terutama pada cadangan emosional.

Cara lain untuk melihat kepemimpinan dibandingkan dengan manajemen adalah :
Kepemimpinan yang tidak krusial bergantung pada jenis metode manajemen dan proses yang digunakan pemimpin, kepemimpinan tidak tergantung pada cara di mana pemimpin menggunakan metode manajemen dan proses.

Kepemimpinan yang baik tergantung pada kualitas sikap, bukan proses manajemen.

Kemanusiaan adalah cara untuk menggambarkan sifat-sifat ini, karena ini mencerminkan hubungan yang vital pemimpin dengan orang.

Kualitas penting untuk hubungan seorang pemimpin dengan orang sangat berbeda dengan keterampilan konvensional dan proses :
Contoh kualitas kepemimpinan yang sangat signifikan sbb :
    * Integritas
    * Kejujuran
    * Kerendahan hati
    * Keberanian
    * Komitmen
    * Ketulusan
    * Gairah
    * Kepercayaan
    * Positif
    * Kebijaksanaan
    * Penentuan
    * Kasih
    * Sensitivitas

Orang dengan perilaku dan sikap semacam ini akan cenderung menarik pengikut. Pengikut  secara alami tertarik pada orang yang menunjukkan kekuatan dan dapat menginspirasi keyakinan pada orang lain. Kualitas ini menghasilkan efek karismatik. Karisma cenderung hasil dari kepemimpinan yang efektif dan kualitas yang memungkinkan kepemimpinan yang efektif. Karisma adalah dengan sendirinya tidak menjamin kepemimpinan yang efektif.

Beberapa orang dilahirkan lebih alami untuk kepemimpinan dari yang lain. Kebanyakan orang tidak berusaha untuk menjadi pemimpin, tetapi banyak orang lebih mampu untuk memimpin, dalam satu atau lain cara dan dalam satu situasi atau yang lain, dari yang mereka sadari.

Orang yang ingin menjadi pemimpin dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan. Kepemimpinan bukanlah ekslusif orang kaya dan berpendidikan.

Kepemimpinan adalah soal keyakinan pribadi dan kepercayaan yang kuat dalam meraih tujuan, apa pun tujuan itu. 

Jadi dengan memberi pengertian kepemimpinan dan manajemen kita bisa melihat sifat kualitas pemimpin dan kemampuan memenejemeni Visi dan Misi agar kita pilih Presiden Indonesia masa 2014-2019 yang memberi kemakmuran bagi kita.